Kamis, 26 Januari 2017

LAPORAN KEUANGAN BANK



LAPORAN KEUANGAN BANK
Nama: Zulfadillah Hamzah
Nim/ No.Urut: 01133031
Prodi: Ekonomi Syariah 2

ABSTRAK
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
 Dengan demikian kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus. Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses sub klasifikasi. Misalnya, aktiva da kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakikat dan fungsinya dalam bisnis perusahaan sebagai informasi yang berguna bagi pemakai untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Pengukuran Kinerja, Manajemen Keuangan




PENDAHULUAN

Masalah keuangan merupakan salah satu masalah vital bagi setiap perusahaan dalam perkembagan semua bisnis perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.
Namun berhasil tidaknya suatu perusahaan mencari keuntungan dan mempertahankan perusahaanya tergantung pada manajemen keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan harus memiliki kinerja manajemen yang sehat dan efesien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu kinerja keuangan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci perusahaan untuk dapat dikatakan mempunyai kinerja perusahaan yang baik, karena keuntungan merupakan komponen keuangan sebagai alat untuk menilai baik atau tidaknya kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan untuk maju dan perusahaan bekerja sama dengan perusahaan lainnya. Salah satu faktor menunjukkan kinerja perusahaan itu baik atau tidaknya yaitu dengan hasil laporan keuangan.
Perusahaan perlu menganalisi laporan keuangan karena laporan keungan berguna untuk menilai kinerja suatu perusahaan tersebut, dan membandingkan kondisi perusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun yang sekarang apakah perusahaan tersebut meningkat atau tidak sehingga perusahaan menimbangkan keputusan yang akan diambil untuk tahun yang akan datang sesuai dengan kinerja perusahaannya. Kinerja adalah sesuatu yang harus dicapai. Jadi kinerja adalah proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan untuk memberikan solusi dalam mengambil suatu keputusan yang tepat dalam suatu periode tertentu.[1]



PEMBAHASAN

Pengertian Laporan Keuangan
Berikut merupakan pengertian laporan keuangan dari beberapa sumber, yaitu:
Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan
sebagai berikut:
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.[2]

Selanjutnya menurut Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa:
“Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.[3]

Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa:
“Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.[4]

Laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
Laporan keuangan bagi pihak manajemen perusahaan berfungsi sebagai laporan pertanggung jawaban keuangan pada pemilik modal. Bagi pemilik modal, laporan keuangan berfungsi untuk megevaluasi kinerja manajer perusahaan selama satu periode. Dengan adanya laporan keuangan ini, manajer perusahaan akan bekerja semaksimal mungkin agar kinerjanya dinilai baik.
Pada akhir periode, perusahaan akan membuat laporan keuangan. Akhir periode bisa tiap akhir bulan atau tiap akhir tahun. Laporan keuangan untuk disampaikan kepada pihak luar perusahaan umumnya dibuat tiap akhir tahun. Pihak luar perusahaan antara lain: investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pelanggan, pemerintah masyarakat.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.[5]
Laporan keuangan memuat informasi yang bersifat keuangan seperti jumlah aktiva, jumlah kewajiban, jumlah modal, jumlah pendapatan, jumlah biaya dan arus kas. Informasi yang bersifat keuangan diambil dari ringkasan transaksi yang terjadi selama satu periode.

Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut :
1.    Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.[6]
2.    Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan disebutkan sebagai berikut :
a.       Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan. 
b.      Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba. 
c.       Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 
d.      Memeberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. 
e.       Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
3.    Tujuan kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut [7] :
a.       Relevance yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. 
b.      Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
c.       Verifiability hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata lain ukurannya harus ada.
d.      Neutrality yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja. 
e.       Timeliness yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. 
f.       Comparability yaitu informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
g.      Completeness yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

Dua belas tujuan laporan keuangan menurut laporan “Trueblood Committee” adalah sebagai berikut[8] :
a)      Menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.
b)      Menyajikan informasi terutama pada para pemakai yang memiliki otoritas, kemampuan atau sumber-sumber yang terbatas dalam memperoleh informasi dan mereka menyandarkan diri pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi tentang kegiatan ekonomi perusahaan. 
c)      Menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh para investor dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi aliran kas potensial untuk mereka dalam ukuran jumlah, waktu dan hubungannya dengan ketidak pastian.
d)     Menyediakan informasi kepada para pemakai untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power perusahaan.
e)      Menyediakan informasi yang dapat dipakai dalam menilai kemampuan manajemen untuk memanfaatkan pemakaian sumber-sumber secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. 
f)       Menyediakan informasi factual dan interpretatif tentang transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang lain digunakan untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power perusahaan. Dasar anggapan yang mendasari interpretasi, evaluasi, prediksi atau estimasi akan diungkapkan.
g)      Menyediakan laporan posisi keuangan yang dapat dipakai untuk prediksi, pembandingan dan evaluasi earning power perusahaan. Laporan tersebut akan menyediakan informasi yang berhubungan dengan transaksi perusahaan dan kejadian-kejadian lainnya yang merupakan bagian siklus earning tidak lengkap. Nilai saat ini (current value) juga akan dilaporkan jika terdapat perbedaan yang signifikan dengan harga perolehan historical (historical cost). Aktiva dan hutang akan dikelompokkan atau dipisahkan oleh ketidakpastian relatif dari jumlah dan waktu realisasi prospektif atau likuidasi.
h)      Menyediakan laporan earning periodik yang bermanfaat untuk prediksi, perbandingan evaluasi earning power perusahaan. Hasil bersih siklus earning yang komplit dan hasil kegiatan perusahaan dalam perkembangan yang diakui kearah penyelesaian siklus yang belum selesai akan dilaporkan. Perubahan dalam nilai yang digambarkan dalam laporan keberhasilan posisi keuangan juga akan dilaporkan, tetapi secara terpisah, sejak mereka membedakan ukuran kepastian realisasinya. 
i)        Menyediakan laporan kegiatan keuangan yang bermanfaat untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power perusahafakan. Laporan ini akan melaporkan sebagian besar aspek-aspek faktual transaksi perusahaan yang mempunyai atau diharapkan mempunyai konsekuensi kas yang signifikan. Laporan ini akan melaporkan data yang memerlukan judgment minimal dan interpretasi oleh pihak penyusun. 
j)        Menyajikan informasi yang bermanfaat untuk proses prediktif. Peramalan keuangan akan disajikan jika peramalan tersebut akan meningkatkan realibilitas prediksi para pemakai.
k)       Lembaga pemerintahan dan organisasi tidak bertujuan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menilai efektifitas pengelolaan sumber-sumber dalam mencapai tujuan organisasi. Pengukuran prestasi akan dikuantitaskan dalam ukuran tujuan-tujuan yang diidentifikasikan.
l)        Melaporkan kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat. Dalam hal ini adalah pengaruh yang dapat ditentukan, dijelaskan atau diatur dan sifatnya penting untuk menentukan peranan perusahaan dalam lingkungan sosialnya.

Jenis Laporan Keuangan
Setelah transaksi yang terjadi didalam perusahaan dicatat dalam persamaan dasar akuntansi, kemudian ringkasan transaksi tersebut dilaporkan kepada pihak luar perusahaan yang memerlukannya.
Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Laporan Keuangan No. 1 Tahun 2002 (PSAK No 1 Tahun 2002) terdiri dari [9]:
a.       Neraca.
b.      Laporan Laba-Rugi.
c.       Laporan perubahan ekuitas.
d.      Laporan arus kas.
e.       Catatan atas laporan keuangan.

A.    Neraca
Dalam sistem tatabuku dobel yang mula-mula diajarkan oleh pendeta Italia Paciollo pada tahun 1494, neraca itu asal mulanya hanya dipergunakan untuk menyatakan bahwa pembukuan perusahaan telah “ditutup” dan membuktikan bahwa ada keseimbangan antara debit dan kredit.[10] Baru pada akhir abad ke 18, orang mulai menyusun suatu neraca berdasarkan urutan-urutan yang kita kenal sekarang. Lazimnya aktiva dan pasiva disusun berdasarkan urutan menurut likwiditas, artinya disusun menurut kemungkinan untuk mentransformasikan aktiva-aktiva tersebut menjadi uang tunai.
Daftar yang memuat informasi secara terperinci semua aktiva, kewajiban perusahaan serta modal pemilik pada waktu tertentu disebut neraca (balance sheet). Waktu tertentu bisa akhir bulan, akhir triwulan, akhir tahun dan waktu tertentu lainnya.
Bentuk neraca ada dua bentuk yaitu bentuk skontro (account form) dan bentuk laporan (report form). Dalam neraca bentuk skontro, Aktiva disajikan disebelah kiri sedangkan kewajiban dan modal disajikan disebelah kanan. Dalam neraca bentuk laporan, Aktiva disajikan paling atas sedangkan kewajiban dan modal disajikan bawahannya.

 Komponen-komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut :
a.    Aktiva (Asset)
Committee on Terminology (1953 hlm. 26) mendefinsikan aktiva adalah “Sesuatu yang disajikan di saldo debet yang akan dipindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip akuntansi (bukan karena saldo negative yang akan dinilai sebagai utang), saldo debet ini merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran yang dibuat untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang”.[11]
Aktiva dibagi menjadi dua kelompok yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Pengelompokkan aktiva ke dalam aktiva lancar dan aktiva tetap di atur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK No. 1 tahun 2002).[12]
1)   Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva lancar (current assets) adalah aktiva yang secara normal ditranformasikan menjadi kas dalam jangka waktu setahun atau sebelum berakhirnya siklus produksi (jika siklus ini melebihi jangka waktu setahun).
Yang termasuk kedalam aktiva lancar antara lain kas, piutang usaha, wesel tagih, persediaan barang, suplai toko, suplai kantor, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang akan diterima, investasi jangka pendek.
2)   Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap (fixed assets) adalah aktiva yang dipergunakan dalam perusahaan dan mempunyai kegunaan yang melebihi satu masa pembukuan.
Yang termasuk kedalam aktiva tetap antara lain peralatan, kendaraan, bangunan/gedung dan tanah.
b.    Kewajiban (Liabilities)
Definisi dari entity theory yaitu “Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatanyang sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo negatif aktiva”.[13]
Kewajiban dibagi menjadi dua kelompok yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Pengelompokkan kewajiban jangka panjang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK No. 1 tahun 2002).[14]
1. Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan. Kewajiban/hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, bunga dan lain-lain.
Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban jangka pendek antara lain utang usaha, wesel bayar, semua pendapatan yang diterima dimuka, semua biaya yang belum dibayar dan kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dua belas bulan setelah tanggal neraca.
2. Kewjiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun digolongkan ke dalam kewajiban jangka panjang. Contohnya adalah hutang obligasi, hutang bank dan lain-lain.
Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban jangka panjang antara lain hutang hipotek dan pinjaman obligasi.
c.    Modal (Equity)
Modal (equity) adalah “suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya”. Dalam perusahaan equity adalah modal pemilik. Definisi ini cenderung menganut propriety theory.[15]

Laporan Laba-Rugi
Laba-rugi yaitu laporan yang memuat informasi mengenai pendapatan dan beban yang terjadi selama satu periode tertentu dalam suatu perusahaan. Satu periode tertentu misalnya satu bulan, satu semester dan satu tahun. Selisih antara pendapatan dengan beban disebut laba bersih (net income) atau rugi bersih (net loss). Apabila pendapatan lebih besar dari beban maka selisihnya disebut laba bersih, tetapi apabila pendapatan lebih kecil dari beban maka selisihnya disebut rugi bersih.
Komponen-komponen laba-rugi adalah sebagai berikut :
a)      Penjualan.
b)      Harga pokok penjualan.
c)      Laba bruto. 
d)     Beban usaha
e)      Laba usaha
f)       Pendapatan dan beban lain-lain
g)      Laba sebelum pos luar biasa
h)      Pos luar biasa 
i)        Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi 
j)        Laba sebelum pajak penghasilan
k)      Pajak penghasilan
l)        Laba bersih
Laporan Perubahan Modal/ekuitas
Laporan perubahan modal yaitu laporan mengenai perubahan modal pemilik suatu perusahaan selama satu periode misalnya satu bulan, satu semester atau satu tahun.
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan  perubahansaldo akun ekuitas seperti modal disetor,tambahan modal disetor, laba  ditahan dan akun ekuitas lainnya.[16] Dari laporan ini dapat diketahui apakah modal pemilik bertambah atau berkurang bila dibandingkan dengan modal pemilik sebelumnya.
Adapun penyebabnya bertambahnya modal pemilik yaitu :
a.  Perusahaan memperoleh laba bersih
b.  Adanya investasi tambahan dari pemilik perusahaan.
Sedangkan penyebab berkurangnya modal pemilik yaitu :
a. Perusahaan menderita rugi
b. Adanya pengambilan pribadi (prive) oleh pemilik
Laporan perubahan modal harus memuat informasi berikut :
a. Modal pada awal periode
b. Laba atau rugi selama satu periode
c. Tambahan modal dari investasi pemilik
d. Pembagian laba kepada pemilik
e. Laba atau rugi yang tidak dibagikan pada periode sebelumnya
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang memuat informasi mengenai ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas suatu badan usaha yang terjadi selama satu periode, setiap satu bulan atau suatu semester atau satu tahun. Arus kas adalah arus masuk kas (Penerimaan kas) dan arus keluar kas (Pengeluaran kas).
Arus kas (Penerimaan dan pengeluaran kas) dikelompokkan kedala tiga kelompok yaitu Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (PSAK No.2 tahun 2002).[17]
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak temasuk setara kas(PSAK No.2 tahun 2002).[18]
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan (PSAK No.2 tahun 2002).[19]
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai pos yang ada dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. 
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca,   laporan  laba  rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) :
1.    Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakanakuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksiyang penting,
2.    Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan aruskas, dan laporan perubahan ekuitas,
3.    Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapidiperlukan dalam rangka penyajian secar wajar.
Catatan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu pemakai laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan sehingga laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pemakai laporan untuk pengambilan keputusan.



PENUTUP
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana  informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Pengguna laporan  keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari, antara lain:
a)      neraca,
b)      laporan laba rugi,
c)      laporan perubahan ekuitas,
d)     laporan arus kas,
e)      catatan atas laporan keuangan.



DAFTAR PUSTAKA


D. Hartanto, Akuntansi untuk Usahawan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Erhans Anggawirya, Akuntansi 1, Jakarta: Ercontara Rajawali, 2000.

Harahap, Sofyan Syafri. Akuntansi Aktiva Tetap. Jakarta: Bumi Aksara. 2002.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Jakarta: Salemba Empat.

RA. Supriyono, Teori Akuntansi, Yogyakarta: BPFE, 1985.

Rivai, veithzal, Andria Permata Veithzal, dan Ferry N Idroes; Bank and Financial Institution Management, Rajawali Pers , Jakarta : 2007.

Rollin c. Niswonger, dkk. Prinsip-prinsip akuntansi. Ed 19. Cet 1. Jild 2. Jakarta: erlangga. 2000.

S. Munawir. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Yogyakarta: Liberty. 2004.

Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar,Ed. 5. Jakarta: Salemba Empat,2009.

Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.



[1] Rollin c. Niswonger, dkk. Prinsip-prinsip akuntansi. Ed 19. Cet 1. Jild 2. (Jakarta: erlangga. 2000). Hal. 93
[2]  S. Munawir. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4,( Yogyakarta: Liberty. 2004) hal. 2
[3]  Harahap, Sofyan Syafri. Akuntansi Aktiva Tetap.( Jakarta: Bumi Aksara. 2002) hal. 7
[4] Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Salemba
Empat: Jakarta.
[5] Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), hal.  130
[6] . Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 98.
[7] Ibid.  hlm. 99.
[8] RA. Supriyono, Teori Akuntansi, (Yogyakarta: BPFE, 1985), hlm. 148.
[9] Erhans Anggawirya, Akuntansi 1, (Jakarta: Ercontara Rajawali, 2000), hlm. 29.
[10] D. Hartanto, Akuntansi untuk Usahawan (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), hlm. 251.

[11] Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit. hlm. 125.
[12] Erhans Anggawirya, Op. Cit.  hlm. 37.
[13] Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit. hlm. 127.

[14] Erhans Anggawirya, Op. Cit. hlm. 38.
[15] Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit. hlm. 129
[16] Rivai, veithzal, Andria Permata Veithzal, dan Ferry N Idroes; Bank and Financial Institution Management, (Rajawali Pers , Jakarta : 2007) hal. 619
[17] Erhans Anggawirya, Op. Cit. hlm. 42.      
[18] Ibid
[19] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar